Siti Rohimah


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Administrasi adalah proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok, pemerintahan, sipil, militer (white, 1958), administrasi merupakan kegiatan kelompok yang mengadakan kerjasama guna menyelesaikaikan tugas bersama (simon, 1958).
Pendidikan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan.
Administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pembiayaan dengan menggunakan dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materil maupun spiritual untuk pencapaian tujuan pendidikan secaa efisien dan efektif.
Adanya unsur tugas dan fungsi menunjukan bahwa dalam setiap kegiatan administrasi perlu adanya pengorganisasian yang baik dan teratur. Semua personil yang terlibat didalamnya harus diorganisir sedemikian rupa, sehingga mereka mempunyai tanggungjawab, wewenang dan hak, serta kewajiban sesuai dengan kedudukan dan fungsinya masing-masing. Dalam kegiatan ini diperlukan pula adanya koordinasi dan pengawasan atau suvervisi yang baik dari tenaga pengawas dan kepala sekolah.
Sarana dan prasarana, termasuk anggaran keuangan termasuk unsur  administrasi yang cakup penting dan bahkan tidak dapat diabaikan. Bagaimana pun hebatnya kualitas personil, baiknya pengorganisasian dan baiknya koordinasi serta serta mantapnya system administrasi, tanpa ditunjang dengan dana, sarana prasarana yang memadaida sesuai dengan kebutuhan, akan sukar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, untuk itu diperlukan adanya administrasi keuangan dan administrasi material

1.2 Rumusan Masalah
1.      Jelaskan sumber daya manusia!
2.      Jelaskan sumber belajar/kurikulum!
3.      Jelaskan sumber fasilitas dan keuangan!

1.3       Tujuan Pembahasan
1.      Untuk menjelaskan sumber daya manusia
2.      Untuk menjelaskan sumber belajar/kurikulum
3.      Untuk menjelaskan sumber fasilitas dan keuangan















BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Sumber Daya Manusia

A.    Administrasi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia  adalah faktor sentral dalam organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya,  organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan intuisi dan organisasi.selanjutnya manejemen sumber daya manusia [MSDM], berarti mengatur visi lembaga agar ilmu  tujuan organisasi dapat dicapai secara optimal, karenanya, MSDM juga merupakan bagian dari ilmu majamenen, dalam pelaksanaan proses-proses pengorganisiran, staffing memimpin dalam mengendalikan.
Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri serta organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka
Kajian MSDM adalah staffing dan lembaga dalam organisasi yang mencakup analisis tugas atau jabatan, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan, penilaian dan pengembangan SDM. Karena sebagian atau seluruh tugas tentang penempatan personalia yang tepat untuk tempat yang tepat, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan, promosi, pendisiplinan serta penilaian kerja untuk perbaikan kinerja merupakan tugas setiap manajer, maka cakupan MSDM mencakup seluruh tugas tentang SDM demikian strategis dan demikian luasnya, faktor lingkungan internal orgaisasi (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)
Tantangan manajemen masa kini adalah merespons perubahan-perubahan eksternal agar faktor-faktor lingkungan internal lembaga menjadi kuat dan kompetetif.
B.     Menyeleksi dan menerima serta menempatkan personil
Dalam persaingan yang ketat, semakin disadari pentingnya dukungan SDM. Lembaga menganggap SDM yang diperlukan tidak sekedar berkualitas standar , bahkan kalau memungkinkan  harus merupakan bibit unggul. Akan tetapi, jika perusahaan menyadari pentingnya bibit unggul usaha untuk mencarinya harus selalu dilakukan.
Tentu saja peranan seleksi unuk mencari bibit unggul sangat menentukan, timbul pertanyaan, bagaimana mencari bibit hal itu dapat dilakukan dengan  jalan mengadakan seleksi yang selektif. Artnya jangan sampai ada toleransi dalam seleksi, sehingga ada calon yang berkualitas diabwah stadar diterima. Minimal harus sesuai dengan standar.
Untuk mengurangi knedala dalam mencari bibit unggul, lembaga dapat pula membuat kebijakan untuk membuka pintu lebih lebar. Artinya persyaratan bagi mereka yang mau melamar hendaklah diperluas. Ini berarti lembaga membuka kesempatan bagi mereka yang memiliki keterbatasan dalam masalah jarak dan waktu serta kualitasnya.
C.    Pengembangan karir
Pengertian pengembangan karir itu  sendiri adalah prosese pelaksanaan (impelementasi) perencanaan karir. Perencanaan karir pegawai bisa dilakukan melalui dua jalur,  yakni melalui pendidikan dan latihan (diklat) dan melalui non diklat.
Contoh pengembangan karir melalui diklat misalnya menyekolahkan pegawai ( di dalam atau di luar negri), member pelatihan ( di dalam atau di luar oganisasi), member pelatihan sambil bekerja (on the job training).
Sementara contoh pengembangan karir melalui non diklat seperti memberi penghargaan kepada pegawai berprestasi, mempromosikan kejabatan lebih tinggi.
1.      Model pengembangan karir
Menurut Byars dan Rue (2000), pengembangan karir merupakan aktivitas formal dan berkelanjutan yang merupakan suatu upaya organisasi untu mengembangkan dab memperkaya sumberdaya manusianya dengan menyelaraskan kebutuhan mereka dengan kebutuhan organisasi. Dari perkembangan konsep ini, maka kita mengenal tiga model pengembangan karir, yaitu:
·         Model siklus hidup (life-cycle model), merupakan pengembangan karir yang sifatnya pasti. Seseorang akan berpindah pekerjaannya melalui perbedaan tahap karir. Dalam model ini peran organisasi sangat besar dalam menentukan  karir seseorang;
·         Model bebasis organisasi, yaitu model pengembangan yang menjelaskan bahwa karir seseorang akan melalui tahap-tahap karir, tetapi di dalam model ini juga dijelaskan bahwa dalam proses penembangan karir ada proses pembelajaran bagi karyawan untuk memiliki jalur karir yang pasti.
·         Model pola terarah. Dalam model ini karyawan dibimbing atau diarahkan untuk membuat keputusan sendiri mengenai seberapa cepat mereka manginginkan kemajuan dalam karir mereka.
2.      Peran pengembangan karir
Dalam proses pengembangan individu (karyawan) dalam organisasi, ada tiga hubungan saling terkait individu, manajer, maupun organisasi. Ketiga-tiganya memiliki peran masing-masing. Gary Dessler menjelaskan peran ketiganya dalam pengembangan karir sebagai berikut:
a.       Peran individu
-          Terimalah tanggung jawab untuk karir anda sendiri;
-          Taksirlah minat, keteramoilan, dan nilai anda;
-          Cilah informasi dan rencana karir;
-          Bangunlah tujuan dan rencana karir;
-          Manfaatkanlah peluang pengembangan;
-          Berbicaralah dengan manajer anda tentang karir anda;
-          Ikutilah seluruh karir yang realistik.
b.      Peran manajer
-          Berikanlah umpan balik kinerja yang tepat waktu;
-          Berikan dukungan dan penilain pengembangan;
-          Berpartisipasilah dalam diskusi pengembangan karir;
-          Dukunglah rencana pengembangan karir.
c.       Peran organisasi
-          Komunikasi misi, kebijakan dan prosedur;
-          Berikan peluang pelatihan dan pengembangan;
-          Berikan imformasi karir dan program karir;
-          Tawarkan satu keanekaragaman pilihan karir.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan karir
Hasto Joko Nur Utomo dam Meilan Sugiarto memberikan contoh Sembilan faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan karir individu disuatu orgnisasi, yaitu:
1)      Hubungan pegawai dan organisasi
2)      Personalia pegawai
3)      Faktor eksternal
4)      Policking dalam organisasi
5)      Sistem penghargaan
6)      Jumlah pegawai
7)      Ukuran organisasi
8)      Kultur organisasi
9)      Tipe manajemen

4.      Cara membangun sistem pengembangan karir
Irwan Rei, seorang managing Director Multi Talent Indonesia menjelaskan bagaiman membangun sistem pengembangan karir didalam organisasi:
a)      Tentukan dulu filosofi perusahaan mengenai bagaimana seorang karyawan dapat mengembangkan karirnya dieperusahaan.
b)      Bangun peta pergerakan atau pengembangan karir jabatan-jabatan yang ada (career map).
c)      Bangun SOP (Standard Operating Procedure) termasuk alat-alat tes yang diperlukan untuk membantu karyawan mengetahui bagaimana mereka dapat mengembangkan karirnya didalam organisasi.
d)     Perbaiki terus menerus model yang telah dibangun berdasarkan hasil implementasinya di lapangan dan kebutuhan organisasi, termasuk bila ada perubahan struktur dan strategi perusahaan.
D.    Menjalin hubungan dengan masyarakat
Berusaha dalam bisnis dan perdagangan adalah usaha kerja keras. Dalam kerja keras itu, tersembunyi kepuasan batin, yang tidak dinikmati oleh propesi lain. Dunia bisnis mengutamakan prestasi dinikmati oleh profesi lain. Dunia bisnis mengutamakan prestasi lebih dahuku baru prestise. Sebaliknya generasi muda yang mengutamakan prestise dulu,mereka tidak akan mendapat kemajuan, karena setiap kemajuan pasti menuntut adanya prestasi. Prestasi dimulai dengan kerja keras, dalam semua bidang. Kemauan keras dapat menggerakan motivasi untuk bekerja dengan sungguh-sunguh. Orang-orang atau bangsa yang berhasil ialah yang mau bekerja keras dan berjuang memperbaiki nasibnya.
2.2  Sumber Belajar/Kurikulum
A.    Perangkat Kurikulum
Perangkat mata pelajaran yang dibeikan oleh suatu lembaga penyelengara pendididkan yang berisi rancangan yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang jenjang pendidikan.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP oleh oleh sekolah dapat diperlakukan di Indonesia dimulai tahun ajaran 2006/2007 dengan mengacu pada standar isi dan standar kempetensi kelulusan untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaiman yang diterbitkan melalui Peraturan Mentri Pendidikan nasional masing-masing Nomor 22 tahun 2006 dan Nomor 23 tahun 2006, serta panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
·         Kerangka dasar dan struktur kurikulum,
·         Beban belajar,
·         Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan ditingkat satuan pendidikan, dan
·         Kalender pendidikan
Standar kompetensi lulusan (SKL) digunakan pedoman peniklaina dalam penentuan kelulusan peserta didik dari ssatuan pendidika. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasioanal yang telah disepakati.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) segera diganti dengan kurikulum baru, yang akan mulai diterapkan tahun 2014. Dalam perubahan kurikulum tersebut, khusus untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) mengalami banyak perubahan standar isi kurikulum. Di SD akan diterapkan sistem pembelajaran berbasis tematik integrative.
Banyak yang mempertanyakan dengan sikap pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang melakukan perubahan kurikulum. Di kalangan masyarakat atau pendidik memang sudah sering terdengar jika ganti menteri maka akan juga ganti kurikulum. Kontroversi terhadap perubahan kurikulum ini terus bermunculan. Banyak pihak menanyakan alasan digantinya kurikulum
Penataan kurikulum pendidikan yang akan diterapkan Juni 2013 ini adalah salah satu target yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 di sektor pendidikan. Perubahan kurikulum dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa depan.
Alasan lain dilakukannya perubahan kurikulum adalah kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik. Terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga malah membuatnya terbebani.
Perubahan kurikulum ini juga melihat kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP yang memberi keleluasaan terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah ternyata tak berjalan mulus.
Untuk tingkat SD terjadi perubahan yang cukup besar. Di SD yang dulunya ada 10 mata pelajaran dikurangi menjadi 6 mata pelajaran yaitu empat mata pelajaran utama (PPKn, Agama, Bahasa Indonesia, dan Matematika) dan dua mata pelajaran muatan lokal (Seni Budaya dan Penjas).
Berkurangnya mata pelajaran dalam kurikulum baru ini justru membuat lama belajar peserta didik di sekolah bertambah. Kemendikbud akan menambah jam belajar di sekolah untuk menangkal efek negatif dunia luar sekolah. Waktu luang yang lebih banyak di luar sekolah dianggap memicu peserta didik melakukan atau bersentuhan dengan tindakan negatif.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.
Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya meningkatkan capaian pendidikan melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran.
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
B.     Tujuan pendidikan dan pengajaran
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan perbahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. (Hamalik, 2004:79).
Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagai interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.
Antara pendidikan, pembelajaran dan pengajaran saling terkait pendidikan akan mendapat tujuan jika pembelajaran bermakna dengan pengajaran yang tepat. Sebaliknya, pendidikan pendidikan tidak akan mencapai tujuan jika pembelajaran tidak bermakna dengan pengajaran yang tidak tepat.
C.    Penjelasan sumber belajar
a)      Media belajar/alat peraga
Media belajar yang dimaksud adalah berbagai alat, bahan yang bisa digunakan untuk membantu dalam penyampaian materi pembelajaran. Media yang perlu dipertimbangkan untuk dimilki terutama media elektronik (produk teknologi komunikasi). Biasanya dengan menggunakan mdia seperti  ini  pembelajaran akan hidup dan siswa pun lebih antusias mengikutinya.
b)      Majalah dinding
Sumber belajar ini layaknya dipertimbangkan terutama bagi pembelajaran bahasa Indonesia/inggris. Madding dapat menjadi saran apenyebar informasi atau pengetahuan dari hasil karya siswa, baik berupa karangan, puisi, cerpen dan lain-lain .selain itu mading bisa menjadi motivasi bagi siswa untuk senang membaca, terdorong berkarya, sekaligus bisa saling belajar atau menilai anatar karya satu dengan yang lainnya.
Disamping memanfaatkan sumber yang ada, guru dituntut untuk mencari dan merencanakan sumber belajar lainnya, baik hasil rancangan sendir ataupun sumber yang sudah tergelar disekeliling sekolah dan masyarakat. Sumber belajar yang dapat diamanfatkan dan berada di masyarakat misalnya:
1)      Mengunjungi musieum sesuai dengan materi (musieum uang, musieum sejarah,atau musieum hewan);
2)      Study tour mengunjungi gedung geologo, lembaga pemasyarakatan atau lembaga pemerintahan;
3)      Mengunjungi tempat ibadah, pasar, mall (tempat belanja)
4)      Mendatangkan tokoh untuk diskusi (polisi dan dokter membahas narkoba, anggota DPR membahas pemerintahan daerah, dan lain-lain).
D.    Laporan dan evaluasi program
Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterprestasikan dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program berikutnya.dalam bidang pendididkan ditinjau dari sasarannya, evaluasi ada yang bersifat makro. Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan. Evaluasi mikro sering digunakan di tingkat kelas. Jadi sasarannya adalah program pebelajaran di kelas dan yang menjadi pengangjawabnya adalah guru untuk sekolah dan dosen untuk perguruan tinggi (Djemari Mardapi, 2002;2)
1.      Kegunaan evaluasi program pembelajaran
a.       Mengkomunikasikan program kepada publik,
b.      Menyediakan infirmasi bagi pembuat keputusan,
c.       Penyempurnaan program yang ada,
d.      Meningkatkan partisifasi.
2.      Objek evaluasi program pembelajaran
a.       Evaluasi masukan pembelajaran yang menekankan pada penilaian karakteristik siswa, keadaan, dan sarana prasarana pembelajaran, serta hal lainnya yang menyangkut tentang pembelajaran;
b.      Evaluasi proses pembelajaran menekan pada cara mengajar, media dalam pembelajran, strategi pembelajaran, dan sebagainya;
c.       Penilaian hasil pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan tes maupun non tes . lalu ada dua aspek yang mencakupnya yaitu, aspek marjinal tentang implementasi pembelajaran dan aspek substansial tentang hasil belajar siswa.
3.      Evaluasi proses pembelajaran
4.      Evaluator program pembelajaran

E.     Penilaian
1.      Pengertian penilaian (evaluating)
Penilaian merupakan fungsi organik terakhir dalam administrasi. Dimana penilaian adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai (Sondang P. Siagan, 2003).
2.      Hakikat penilaian
Administrasi merupakan sebuah proses, yang permulaan itu kita ketahui sedangkan akhirnya tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Dengan kata lain, kalau kita berbicara mengenai proses, kita hanya mengetahui alphanya saja, tetapi kita tidak mengetahui omeganya. Selain itu, proses dapat dilihat dari beberapa fase independen. Maksudnya fase tersebut dapat dipandang sebagai suatu yang bulat dan berdiri sendiri, meskipun tidak terlepas dari fase sebelum dan sesudahnya.
2.3  Sumber Fasilitas dan Keuangan
Fasilitas pendidikan artinya segala sesuatu (alat dan barang) yang memfasilitasi  (memberikan kemudahan) dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Umumnya orang yang mendefinisiskan sarana pendidikan sebagai segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan, sementara prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak langsung  digunakan dalam proses pendidikan. Jelasnya sarana pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, sementara prasarana pendidikan tidak digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Dalam daftar istilah pendidikan dikenal pula sebutan alat bantu pendidikan (teaching aids), yaitu segala macam peralatan yang dipakai guru untuk membantu memudahkan melakukan kegiatan mengajar. Alat bantu pendidikan ini disebut sebagai sarana pendidikan, atau dikatakan sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pembelajaran.
Sedangkan prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengapan dan benda-benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan. Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu saran pendidikan untuk memudahkan penyampaian/mempelajari materi pelajaran, sementara prasarana pendidikan untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 menegaskan bahwa (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/ tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat menunjang dan mempermudah kegiatan belajar mengajar. Fasilitas yang dimaksud adalah sarana pendidikan yang ada di sekolah berupa, gedung atau ruang kelas dan perabot serta peralatan pendukung di dalamnya, media pembelajaran, buku atau sumber belajar lainya.
A.    Iklim kerja dan fasilitas pendidikan
Secara konsep iklim lingkungan kerja di sekolah di definisikan sebagai seperangkat atribut yang memberi warna atau karakter, spirit, etos, dan suasana batin, dari setiap batin, dari setiap sekolah (fisher dan fraser, 1990). Secara operasional, sebagaiman halnya pengertian iklim pada cuaca, iklim lingkungan kerja disekoah diukur dengan menggunakan rata-rata dari presepsi komunitas sekolah terhadap aspek-aspek yang menentukan lingkungan kerja. Presepsi tersebut dapat diukur dengan cara pengamatan langsung dan wawancara dengan anggota komunitas lingkungan, khususnya lingkungan, khususnya guru, maupun dengan cara yang lebih praktis dan ekonomis tetapi reliable, yaitu mengederkan angket yang telah divalidasi (ketepatan).
Peran penting iklim kerja di sekolah sebagaimana halnya dengan faktor-faktor lain seperti kurikulum, sarana, kepemimpin kepala, lingkungan sekolah, pembelajaran di kelas dan lain-lain. Selama dua daswarsa lingkungan pembelajaran disekolah ditenggarai (disebabkan/diakibatkan) sebagai salah satu faktor penentu keefektifan suatu sekolah (Creemer et al., 1989)
B.     Jenis-jenis fasilitas pendidikan
Fasilitas pendidikan dapat diklasifikasikan (dikelompokan) kepada  barang yang tidak bergerak dan barang yang bergerak. Barang yang tidak bergerak meliputi lahan tanah dan bangunan ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, dan aula, serta lapangan olah raga
Sedangkan barang yang bergerak meliputi barang habis pakai dan tidak habis pakai meliputi, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar, alat peraga, bahan-bahan praktik dilaboratorium dan lain-lain.


C.    Sumber dana fasilitas
Secara global biaya pendidikan dapat dibagi kepada dua komponen, yaitu biaya investasi dan biaya operasi. Biaya investai adalah biaya penyelenggaraan pendidikan  yang sifatnya lebih permanen dan dapat dimanpaatkan dalam jangka waktu yang relative lebih lama lebih dari satu tahun. Biaya investasi terdiri dari biaya investasi lahan dan biaya investasi selain lahan.
Biaya operasi adalah biaya yang diperlukan sekolah untuk menunjukan proses pendidikan. Biaya operasi terdiri dari biaya personal dan biaya non personal, biaya personal mencakup biaya gaji, tunjangan structural, tunjangan fungsional, tunjangan profesi, dan tunjangan-tunjangan lain yang melekat pada jabatan. Sedangkan biaya non personal antara lain biaya untuk alat tulis kantor/sekolah.














BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan makalah diatas, dapat kita simpulkan  bahwa:
1.      Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia  adalah faktor sentral dalam organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya,  organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia.
2.      Sumber Belajar/kurikulum
Perangkat mata pelajaran yang dibeikan oleh suatu lembaga penyeklengara pendididkan yang berisi rancangan yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang jenjang pendidikan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan dengan mengacu pada standar isi dan standar kempetensi kelulusan untuk pendidikan dasar dan menengah.
3.      Sumber Fasilitas dan Keuangan
 Fasilitas pendidikan dapat diklasifikasikan (dikelompokan) kepada  kepada barang yang tidak bergerak dan barang yang bergerak. Barang yang tidak bergerak meliputi lahan tanah dan bangunan ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, dan aula, serta lapangan olah raga.
3.2 Saran
Dari makalah “ADMINISTRASI PENDIDIKAN” yang berjudul “RUANG LINGKUP ADMINISTRASI PENDIDIKAN” yang kami susun masih sangat banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan sarannya dari Bapak Dr. H.M. Djaswidi Al Hamdani Sebagai dosen pengampu “ADMINISTRASI PENDIDIKAN” yang sifatnya membangun bagi penyusunan makalah kami dimasa yang akan mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Al hamdani, Djaswidi. 2014. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Media Cendikia
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.ersey: Prentice Hall.1995
Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas.
0 Responses

Posting Komentar